Cerita Dewasa – Setelah dia masuk ke perusahaan ini baru-baru ini, aku tertarik pada Davina, seorang wanita cantik yang bekerja di tempat yang sama denganku. Namun, saya tidak memiliki keberanian untuk mendekatinya karena Davina meruapakan wanita yang banyak direbut oleh pria di tempat kerja. Ini juga berlaku untuk manajerku, karena saya dapat melihatnya dari jauh.
Aku Alvin, dan aku telah bekerja di perusahaan ini selama hampir empat tahun sejak lulus dari kuliah. Aku sudah menginjak usia dua puluh enam tahun dan belum pernah memiliki pasangan karena aku sangat selektif saat memilih pasangan hanya untuk pacaran. Akibatnya, aku belum pernah terlibat dalam situasi seperti yang digambarkan dalam cerita porno.
Namun, banyak orang mengatakan bahwa saya tidak terbuka dan terlalu biasa ketika mendekati wanita. Meskipun banyak wanita yang bekerja di tempat itu juga berusaha mendekatiku, aku tetap diam dan tidak terpengaruh oleh tindakan mereka untuk menarik perhatian saya. Karena bagi saya, jika saya ingin mendekatinya, apalagi menjalin hubungan dengan mereka, saya harus menuruti kata hati saya.
Meskipun ini bukan kali pertama saya melihat gadis cantik seperti Davina, saya jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya. Tapi melihat senyumnya yang menawan dan mengenalnya membuatku ingin lebih dekat dengannya, bahkan ingin menjadi kekasihnya. Namun, aku tidak berani mendekatinya apalagi mengungkapkan perasaanku kepadanya.
Karena hal itu, aku lebih memilih untuk menjauh darinya daripada berusaha untuk menghubunginya. Aku sadar bahwa bersaing dengan manajerku—seorang pria muda yang juga sukses dalam karirnya—akan sangat sulit. Saya hanyalah karyawan biasa yang tidak mampu meningkatkan hubungan dengan Davina, yang menurutku hampir sempurna.
Tapi aku juga takut jika dia hanya digunakan sebagai pelampias nafsu, seperti diajak melakukan adegan layakanya dalam cerita porno. Karena banyak pria sekarang mendekati wanita hanya untuk melakukan hal itu, aku selalu terpengaruh setiap kali melihat Davina bersama pria, terutama orang-orang yang dikenal nakal di kantor ini.
Pada suatu hari, Davina mengirimkan pesan teks kepada saya dengan ajakan, menunjukkan bahwa dia memperhatikan saya, meskipun secara rahasia. Awal mulanya, saya pikir orang yang memberi tahu saya bahwa saya suka dengan Davina hanyalah akal-akalan. Namun, ketika saya tidak menanggapi SMS setelah itu, saya sadar bahwa itu adalah suara Davina yang merdu.
Sejak saat itu, Davina menjadi begitu dekat denganku. Dia sering bersamaku di kantor dan selalu melihat kami, jadi aku tidak tahu cara menembak dia lebih awal karena takut, dan aku hanya merasa cukup melihatnya setiap hari.
Namun, itu tidak cukup karena pada suatu hari, saat jam istirahat, aku menuju kantin. Setelah melihat Davina duduk bersama seorang pria, aku tahu bahwa itu adalah Pak Imran, manajerku. Hatiku sakit saat melihat bagaimana Pak Imran memperlakukan Davina dengan sangat baik. Aku makan dengan perasaan yang gundah dan tidak berani menatap Davina.
Selain itu, saya menghindarinya karena saya tidak ingin membuatnya kecewa. Meskipun aku menghindar dari Davina tidak terlalu lama, hal itu juga dapat menyebabkanku sakit sampai-sampai aku tidak bisa pergi bekerja karena panas. Pagi ini aku sendirian di rumah karena ayahku sudah pergi bekerja dan kami hanya hidup berdua setelah ibuku meninggal.
Saat aku menonton TV, aku bangun untuk membuka pintu setelah mendengar salam beberapa kali dari seseorang. Selain itu, aku sangat terkejut ketika Davina datang ke rumahku siang ini. Dia langsung memelukku sebelum aku memberi tahu dia akan datang. Saya hanya bisa terpaku saat itu ketika Davina menatapku dengan tajam.
Saat itu, aku dengan berani mendekatkan bibirku padanya, dan dia membalas dengan hangat, yang membuatku sangat senang. Dengan sedikit dorongan dari tubuh Davina, aku langsung merebahkan diri pada sofa di pojok ruang tamuku, berkata, “Aku kangen Alvin… aku sayang kamu…” Suaranya begitu parau, dan aku tahu dia merindukan aku.
Meskipun ini hanya adegan seks pertama, aku dengan lihai melumat bibir seksi Davina hingga dia mendesah, “Oooooouuuggghh… Al.. vin…. aaaaaggggghhh… aaaaaagggghhh… sa.. yang…. aaaaagggghhh…” Saya tidak bisa menahan nafsuku hingga akhirnya Davina melepas pakaiannya dan aku juga melepas pakaianku.
Namun, aku masih ragu untuk memasukkan kontolku yang sudah membesar ke dalam memeknya. Sepertinya Davina menyadari keraguanku, jadi dia memegang kontolku dan mengelusnya perlahan, kemudian mengacungkannya ke dalam memeknya dan berkata, “oouuggghh… go.. yang… sa…. yang…. aaaaaaggggghhhh…. aaaggggghh…. a.. yo… aaaagggghhh.” Aku kemudian mundur perlahan darinya.
Dengan tanganku berpegangan pada sofa, aku mulai menggoyang-goyang pinggulku dan mengatakan, “Oooouuuggghh… oooouuuggghh… oooouuugghh… aaaagghh… terus… sa.. yang… aaaaggghhhh…” Setiap kali aku membaca cerita tentang seks, aku merasa sangat senang. Aku bisa melihat Davina menggelinjang saat aku memutar-mutar pantatku.
Ketika aku menggoyang pinggulku dengan begitu kuat, aku sampai mengerang, “OOooouuggghh… aaaaggghhhh… aaagggghh… aaaagggghh… Davina… sa.. yang… aaaagggghh…” Mungkin karena ini adalah adegan pertama kali dalam kisah seks ini, aku langsung menyemburkan spermaku ke dalam memek wanita.
Segera setelah dia mengapit kedua kakinya dan menatap tajam ke arahku, Davina memberiku senyuman. Karena sofa ini tidak dapat menampung kami berdua, aku masih terkulai lemas di atasnya, dan Davina terus mengelus tubuhku, dan aku terus menciumnya.